Senin, 04 Juli 2011

PERBANYAKAN AGEN ANTAGONIS ( AGEN HAYATI ) part II

Setelah browsing kesana kemari akhirnya nemu satu website yang membahas tentang perbanyakkan Beauveria Bassiana. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya ini adalah web dimaksud www.gerbangpertanian.com

Langsung saja inilah part II-nya...


Sebelum memulai persiapkan dahulu alat dan bahan yang diperlukan untuk mengembangkan Insektisida biologi  jamur Beauveria bassiana :
  1. Isolat jamur Beauveria bassiana
  2. Ember atau baskom kecil
  3. Baskom peniris
  4. Plastik 1/4 kg dengan ketebalan 0,4 sepuluh buah
  5. Lilin lima buah
  6. Steples
  7. Kawat atau sendok kecil spatula
  8. Panci Dandang
  9. Alkohol 75 %
  10. Air bersih
  11. Beras giling atau jagung giling 1 kg
Alat dan bahan telah lengkap kita lanjut ke sesi berikutnya :
  1. Cuci bersih beras dan rendam selama 24 jam
  2. Tiriskan sampai kering
  3. Masukkkan beras kedalam plastik @ 100 gr
  4. Lipat ujung plastik
  5. Masak beras dengan cara di kukus selama kurang lebih 1,5 – 2 jam
  6. Setelah dingin angkat beras tersebut dari panci dandang
  7. Nyalakan lilin 5 buah dan letakkan membentuk setengah lingkaran dimeja
  8. Masukkan kawat atau sendok spatula kedalam alkohol dan bakar  di salah satu lilin tersebut
  9. Setelah kawat agak dingin ambil sebagian isolat dalam tabung reaksi dan masukkan kedalam beras
  10. Lipat beberapa kali ujung plastik dan steples
  11. Letakkan dalam suhu kamar sampai 7-14 hari
  12. Jika sudah tumbuh miselium berwarna putih secara penuh berarti insektisida biologi Beauveria bassiana siap digunakan.
SELESAI, mudah bukan...

Untuk aplikasi juga simple, ikuti petunjuk berikut :
  1. Ambil salah satu beras dalam plastik yang telah ditumbuhi miselium Beauveria basiana
  2. Cuci dengan air 1 liter dengan cara diremas-remas sampai bersih
  3. Saring dengan kain, ambil air cuciannya.
  4. Campurkan air tersebut dengan air 14 – 17 liter dan masukkan kedalam tangki sprayer.
  5. Semprotkan ke tanaman dengan frekuensi 1 minggu sekali. Jika serangan berat bisa seminggu 2 kali.
  6. Jangan lupa nyemprotnya sore hari ya, karena kalau siang hari jamur Beauveria basiana akan mati kepanasan.
Selamat berkebun sambil menjaga lingkungan.........

Minggu, 19 Juni 2011

Beberapa Jenis Agen Hayati

Berikut ini adalah beberapa Jenis Agen Hayati yang dikembangkan oleh Laboratorium Perlindungan Tanaman Hortikultura dan Pangan.

Produk ini berbentuk bubuk dan cendawan tersimpan dalam kondisi dorman.
Untuk aplikasi, cendawan harus dibangunkan dulu, caranya sederhana tinggal dicampur gula dan air kemudian didiamkan. Anjuran, baiknya dicampur pagi hari dan diaplikasi pada sore atau malam hari.

Suhu yang tinggi ( bila diaplikasi pada siang hari ) cendawan dapat mati.

Selamat berkebun sambil menjaga lingkungan anda.

ssstttt kalau ada yang berminat email aja Ok :D

Rabu, 02 Maret 2011

PERBANYAKAN AGEN ANTAGONIS ( AGEN HAYATI )

Dah lama ga up date ni, maklum surfing buat nyari bahan yg pas buat nge-lengkap-in isi blog yang sesuai hehehe.
Setelah lama mencari ada beberapa oleh-oleh yang bermanfaat, cekidot


Cendawan Beauveria Bassiana dan Metarhizium Anisopliae

Perbanyakan masal
  • cendawan patogen ditumbuhkan di media padat dari jagung, beras atau campuran jagung/beras dengan dedak yang telah di sterilkan.
  • Miselium cendawan akan memenuhi kantung media padat ukuran 100 gr dalam waktu 3-4 minggu.
Cendawan Trichoderma sp dan Gliocladium sp

Perbanyakan Masal
  • Untuk starter (biakan induk) cendawan antagonis ditumbuhkan pada media padat jagung atau serbuk gergaji kayu
  • Perbanyakan masal cendawan ini digunakan dalam bentuk kompos.
  • kompos trichoderma/gliocladium terdiri dari: 1meter kubik Jerami/serbuk gergaji; 250 gr urea; Superphos 500 gr; Kapur pertanian 300 gr, Pupuk kandang 50 gr dan biakan induk trichoderma/gliocladim 300 gr.
  • Campuran bahan-bahan ini ditumpuk menjadi menjadi 4 lapisan, kemudian dikomposkan selama 20 hari dan pembalikan dilakukan pada hari ke 12.
Data ini saya ambil dari seseorang yang memang ahli dibidangnya ini link sumbernya :
http://tohariyusuf.wordpress.com

Mudah-mudahan bermanfaat.

Minggu, 13 Februari 2011

NOMURAEA RILEYI

Tidak banyak informasi yang bisa saya kumpulkan mengenai Normuraea Rileyi ini, informasi yang hanya sekedarnya menyebutkan agen hayati yang bernama Normuraea Rileyi dikembangkan secara khusus sebagai pengendali berbagai macam serangan ulat bulu diantaranya ulat kubis ( plutella xylostella ), ulat grayak ( spodoptera litura ) dan lainnya.


Petunjuk penggunaan agen hayati ini terbilang mudah, dengan mencampur 2-3 gram Normuraea Rileyi dalam air dan disemprot ketanaman. Waktu yang dianjurkan adalah sore hari.

Anjuran lain adalah disemprotkan pada saat populasi ulat 5 ekor/10 tanaman atau bila ditemui kerusakkan daun mencapai12,5%.

Berikut foto-foto yang saya dapatkan dari berbagai sumber :




old world bollworm, cotton bollworm (Helicoverpa armiger)



army worm

sumber :
http://www.ipmimages.org/browse/CatThumb.cfm?cat=63

http://keys.lucidcentral.org

Sabtu, 12 Februari 2011

Gliocaldium sp. dan Trichoderma Harsianum

Gliocladium sp. dan Trichoderma Harsianum sp. sebagai FUNGISIDA ALAMI
Gliocladium sp. dan Trichoderma Harsianum sp. merupakan agen antagonis tumbuhan yang berperan menekan populasi dan aktivitas patogen tumbuhan seperti Fusarium sp, Rhizoctonia solani, Rhyzopor sp, dan Phytium sp (Mukerji and Grag, 1988 dalam Nanik et al., 1993).

Agen antagonis tumbuhan adalah mikroorganisme yang mengintervensi patogen dalam menimbulkan penyakit. Efektivitasnya dapat dilihat dengan tidak berkembangnya penyakit tersebut.

Peran antagonis Gliocladium sp. terhadap patogen tular tanah dengan cara kerja seperti parasitisme, kompetisi, dan antibiosis.

GLIOCLADIUM sp.
Gliocladium sp. dapat memproduksi gliovirin dan viridin yang merupakan antibiotik yang bersifat fungisitik. gliovirin merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa jamur patogen dan bakteri.
Cendawan Gliocladium sp .memarasit inangnya dengan cara menutupi atau membungkus patogen, memproduksi enzim-enzim dan menghancurkan dinding sel patogen hingga patogen mati (Howell, 1989 dalam Ariani, 2001).

Gliocladium sp dapat hidup baik sebaagai saprofit maupun parasit pada cendawan lain, dapat berkompetisi akan makanan, dapat menghasilkan zat penghambat dan bersifat hiperparasit (Papavizas, 1985)

Gliocladium sp dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit tular tanah, termasuk penyakit damping off pada kacang buncis dan kubis, bercak daun pada tomat dan penyakit penyemaian pada tanaman kapas (Mahr, 1994)

TRICHODERMA HARSIANUM sp.
Sedangkan Trichoderma Harsianum sp. menghasilkan enzim kitinase dan B-1.3-glukanase dengan proses antagonis parasitisme.
Trichoderma Harsianum sp dapat berkolonisasi pada daun, batang kayu busuk, timbunan kompos dan aktif dalam tanah. Trichoderma Harsianum sp sangat agresif terhadap cendawan lain. Cendawan ini mampu mematikan cendawan lain dengan toksin yang dihasilkan, antara lain trichodermin dan trichotoxin, kemudian mengkomsumsinya dengan menggunakan suatu kombinasi enzim

Penyakit Sasaran
Gliocaldium sp. dan Trichoderma Harsianum efektif mengendalikan layu pada tanaman yang disebabkan oleh jamur Fusarium sp. dan patogen tanah lainnya.


Keunggulan
Keunggulan Gliocaldium sp. dan Trichoderma Harsianum sp. sebagai fungisida alami yaitu :
1. Tidak meninggalkan residu beracun pada hasil pertanian, dalam tanah, maupun pada aliran tanah.
2. Aman bagi manusia, hewan peliharaan, dan tanaman.
3. Tidak menyebabkan fitotoksin (keracunan) pada tanaman.
4. Sangat sesuai digunakan sebagai komponen pertanian organik.

Cara penggunaan 
100 gr formulasi Gliocaldium sp. atau Trichoderma Harsianum sp. dicampur rata dengan 20 kg pupuk kandang atau kompos matang, diamkan selama seminggu atau lebih ditempat teduh.


Penggunaan
1. Sebagai campuran media.
2. Sebagai pupuk dasar.

Penggunaan Gliocaldium sp. dan Trichoderma Harsianum sp. akan lebih efektif mengendalikan patogen tanaman jika diberikan pada awal tanam sebagai pengendali preventif.

Bila tanaman sudah terserang penyakit maka Gliocladium sp. dan Trichoderma Harsianum sp tetap digunakan untuk melokalisir serangan.



Sumber :
-Balai Proteksi Tanaman Pertanian Deptan.
-http://fungi-vol.blogspot.com/2008_01_01_archive.html 
-http://klikpertanian.blogspot.com/2010/01/trichoderma.html
 



Jumat, 21 Januari 2011

Beauveria Bassiana

Beauveria Bassiana


Serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produksi pertanian. Untuk pengendalian OPT, jalan pintas yang sering dilakukan adalah menggunakan pestisida kimia. Padahal penggunaan pestisida yang tidak bijaksana banyak menimbulkan dampak negatif, antara lain terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan hidup. Memperhatikan pengaruh negatif pestisida tersebut, perlu dicari cara-cara pengendalian yang lebih aman dan akrab lingkungan. Hal ini sesuai konsepsi pengendalian hama terpadu (PHT), bahwa pengendalian OPT dilaksanakan dengan mempertahankan kelestarian lingkungan, aman bagi produsen dan konsumen serta menguntungkan petani. Salah satu alternatif pengendalian adalah pemanfaatan jamur penyebab penyakit pada serangga, yaitu jamur patogen Beauveria bassiana. 

Laboratorium BPTPH Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah mengembangkan dan memproduksi secara massal jamur patogen serangga B.Bassiana sebagai insektisida alami. B.Bassiana efektif mengendalikan walang sangit, wereng batang coklat, dan kutu (Aphis sp). 

CARA KERJA B.Bassiana
Jamur B.Bassiana masuk ketubuh serangga inang melalui kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya. Inokulum jamur yang menempel pada tubuh serangga inang akan berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah, kemudian masuk menembus kulit tubuh. 

Penembusan dilakukan secara mekanis dan atau kimiawi dengan mengeluarkan enzim atau toksin. Jamur akan berkembang dalam tubuh inang dan menyerang seluruh jaringan tubuh, sehingga serangga mati. Miselia jamur menembus ke luar tubuh inang, tumbuh menutupi tubuh inang dan memproduksi konidia. Namun apabila keadaan kurang menguntungkan perkembangan jamur hanya berlangsung di dalam tubuh inang. 

GEJALA SERANGAN
Serangga yang terserang jamur B.Bassiana akan mati dengan tubuh mengeras seperti mumi, dan jamur menutupi tubuh inang dengan warna putih. 

HAMA SASARAN
Dilaporkan telah diketahui lebih dari 175 jenis hama yang menjadi inang/musuh alami jamur B.Bassiana. Berdasarkan hasil kajian jamur ini efektif mengendalikan hama walang sangit (Leptocorisa oratorius) dan wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) pada tanaman padi serta hama kutu (Aphis sp.) pada tanaman sayuran. 

KEUNGGULAN
Keunggulan jamur patogen serangga B.Bassiana sebagai pestisida alami, yaitu :
  1. Selektif terhadap serangga sasaran sehingga tidak membahayakan serangga lain bukan sasaran, seperti predator, parasitoid, serangga penyerbuk, dan serangga berguna lebah madu.
  2. Tidak meninggalkan residu beracun pada hasil pertanian, dalam tanah maupun pada aliran air alami.
  3. Tidak menyebabkan fitotoksin (keracunan) pada tanaman
  4. Mudah diproduksi dengan teknik sederhana. 
    - Cara penggunaan :
    Hama walang sangit dan wereng coklat, 2 - 3 gr formulasi disuspensikan dengan 1 ltr air, tambah 3 sendok gula pasir pertangki.
    *disemprotkan pada saat populasi 1 ekor/m2
    *disemprotkan pada saat populasi 1 ekor/tunas
    Kutu aphips sp., disemprot jika dijumpai populasi.

    • Untuk memperoleh hasil pengendalian yang efektif, penyemprotan sebaiknya dilakukan sore hari (pukul 15.00 – 18.00) untuk mengurangi kerusakan oleh sinar ultraviolet.
       
    • Formulasi B.Bassiana sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk untuk mempertahankan efektivitasnya, dan sedapat mungkin dihindarkan dari pengaruh panas secara langsung.

    Beberapa Serangga Korban Beauveria Bassiana

     greenbeetle
    aedes
    pandora-neoaphids

     fly
    sumber :
    http://distan.go.id
    http://www.lancs.ac.uk
    http://www.kaimaibush.co.nz
    http://www.sbioinformatics.com/Bioinsecticides.html